Abu Bakar Ash-Shidiq
Nama dan Nasab :
Beliau adalah Abdullah Bin Abu Qhuhafah Bin Amir, dan nasab beliau bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Pada kakek urutan keenam yakni Murroh. Jarak umur beliau dengan nabi Muhammad bersilisih dua tahun.Sifat – Sifat :
Diantara sifat – sifat Abu Bakar Ash-shidiq adalah lemah lembut, baik dalam bergaul, rendah hati dan sangat berbelas kasihan dan berkasih sayang dan suka bersedekah dengan orang – orang miskin.
Pekerjaan :
Abu Bakar Ash- shidiq adalah seorang pedagang yang jujur lagi amanah. Sehingga dari hasil berdagang tersebut beliau termasuk orang kaya dikalangan Quraisy.
Kisah Hidup:
Beliau telah menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW. Sebelum dan sesudah diangkat menjadi Rosul. Sedangkan julukan Ash Shiddiq didapatkan karena beliau membenarkan kabar dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Sebagaimana ketika pagi hari setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang kafir berkata kepadanya: ‘Teman kamu itu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam’. Beliau menjawab:
إن كان قال فقد صدق
“Jika ia berkata demikian, maka itu benar”
Allah Ta’ala pun menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:
وَالَّذِي جَاء بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Az Zumar: 33)
Tafsiran para ulama tentang ayat ini, yang dimaksud ‘orang yang datang membawa kebenaran’ (جَاء بِالصِّدْقِ) adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan yang dimaksud ‘orang yang membenarkannya’ (صَدَّقَ بِهِ) adalah Abu Bakar Radhiallahu’anhu.
Beliau juga dijuluki Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah menamai beliau dengan Ash Shiddiq sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم صعد أُحداً وأبو بكر وعمر وعثمان ، فرجف بهم فقال : اثبت أُحد ، فإنما عليك نبي وصديق وشهيدان
“Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman)”.
Kisah pengangkatan Kholifah :
Setelah Rosulluah SAW. Wafat sahabat Anshor berkumpul disebuah Qubbah yang terkenal dengan nama Saqifah (Balai Pertemuan) Bani Sa’idah guna untuk merundingakan siapakah yang akan menggantikan Rosulluah SAW sebagai Kholifah. Dari pertemuan tersbut Sahabat Anshor telah sepakat untuk mengangkat Sa’ad Bin Ubadah sebagai pemimpin mereka.
Ketika sahabat Muhajirin mengetahui bahwa sahabat Anshor mengadakan pertemuan, maka segeralah sahabat Muhajirin menyusul sahabat Anshor ke Saqifah yang dipimpin oleh Abu Bakar dan Umar Bin Khottob dan Sa’ad bin Ubadah.
Kemudian mereka, sahabat Anshor dan Muhajirin bertemu dan berkumpul diSaqifah. Dari kalangan sahabat Anshor berkata kepada Sahabat Muhajiri,”Dari kalangan kita ada seorang pemimpin dan dari kalangan kalian juga ada seorang pemimpin”. Sehingga menimbulkan perdebatan yang hebat antara Sahabat Anshor dan Muhajirin.
Kemudian Sahabat Abu Bakar mengucapkan Khutbah yang didalamnya menerangkan tujuan yang terutama mengapa kekhalifahan itu seharusnya dipegang oleh Quraisy, antara lain beliau berkata:
“Kitalah yang menjadi Amir (pemimpin) dan golongan saudara akan menjadi wazir (menteri) yakni pembantu. Tidaklah bangsa Arab ini akan beragama melainkan karena adanya kaum Quraisy. Agaknya aku telah rela, kalau yang menjadi kholifah itu ialah salah seorang diantara Umar Bin Khottob dan Sa’ad bin Ubadah.
Kemudiaan sahabat Umar bangun dari duduknya dan mentrentamkan kedaan serta menjabat tangan Abu Bakar dan mengangkat beliau menjadi Kholifah dan kemudian diikuti oleh orang orang banyak.
Kemudian sahabat Abu Bakar masuk ke Masjid dan diba’iat oleh para orang – orang banyak. Kemudian beliau berkhutbah yang diantara isinya adalah:
“Hai orang – orang! Saudara – saudara telah menjadikan aku sebagai Kholifah memimpinmu, tapi bukankah aku ini bukan sebaik – baiknya orang diantara kamu semua. Oleh karenanya jika aku berlaku baik, maka ikutilah aku dan kalau aku berlaku serong, maka lempangkanlah aku. Benar itu adalah dapat dipercaya dan dusta adalah cidera (khianat). Orang – orang yang lemah diantara kamu semua itu, bagi saya adalah orang yang kuat sehingga akan kuberikan hak – hak mereka. Dan orang – orang yang kuat diantara kamu semua itu, bagi saya adalah orang – orang yang lemah sehingga akan kuberikan hak – hak mereka. Insya Allah jangan ada diantara kamu semua yang akan meninggalkan berjuang. Kecuali Allah menghinakannya. Taatlah kepadaku selagi aku masih taat kepada Allah dan Rosulnya. Maka bilamana aku berbuat maksiat kepada Allah janganlah kamu semua tunduk taat kepadaku “Kerjakanlah shalatmu!,” niscaya Allah akan mengasihi kamu.
Comments
Post a Comment