QOIDAH SORFIYYAH PERTAMA
من واو او ياء بتحريك أصل الفا ابدل بعد فتح متصل
Qoidah pertama ini membahas tentang penggantian wawu dan ya' dengan alif
wawu dan ya' harus diganti dengan alif ketika:
1. jatuh setelah fathah yang muttasil (bertemu langsung)
2. wawu dan ya' tersebut mutaharrik (berharakat)
dua sarat diatas merupakan sarat pertama, selanjutnya setelah memenuhi sarat tersebut wawu dan ya' masih mempunyai sarat yang lain yang diatur berdasarkan posisinya dalam kalimat :
1. wawu dan ya' sebagai ain fiil
setelah memenuhi sarat utama yang telah disebutkan, sarat wawu dan ya' bisa diganti alif ketika menjadi ain fiil ditambah huruf setelahnya harus berharakat, maka jika huruf setelahnya tidak berharakar seperti : بَيَانٌ maka tidak boleh diganti dengan alif
2. wawu dan ya' menjadi lam fiil
sama dengan ketentuan sarat utama harus dipenuhi terlebih dahulu, kemudian wawu dan ya' yang menjadi lam fiil disaratkan lagi huruf setelahnya bukan alif (tasniah), maka tidak boleh diganti alif seperti : غَزَوَا, Dan juga bukan ya' yang bertasdid, maka seperti : علوِيٌّ tidak boleh diganti alif.
selain sarat tersebut ketika wawu dan ya' yang telah memenuhi 2 sarat utama dan ditambah saratnya sebagai ain fiil, disaratkan lagi :
1. bukan ain fiil dari bina' lafif maqrun, maka tidak boleh diganti alif semisal : رَوِيَ
2. bukan ain fiil dari kalimat yang mengikuti wazan فَعِلَ yang isim sifatnya mengikuti wazan أَفْعَلُ , berlaku juga untuk masdarnya, maka tidak boleh diganti alif semisal : سَوِدَ - أسود - سود
3. bukan ain fiil dari kalimat fiil yang ahirnya terdapat tambahan yang khusus bagi kalimat isim. maka tidak boleh diganti alif seperti : سَيَلان
Comments
Post a Comment